"halo...lagi ngapain yah" tanyaku pada ayah memulai pembicaraan via telpon selulerku malam itu. Keberadaanku malam itu sengaja kusembunyikan dari keluargaku, memang sudah menjadi kebiasaan untuk tidak memberitahukan kedatanganku ke rumah saat waktu cuti dari kantor tiba."Kamu lagi dimana de ? " tanya ayah padaku. "nie lagi di sini aja, baru pulang kerja...." jawabku singkat. "Kapan kamu cuti de ? " ade adalah panggilanku di rumah sejak kecil karena aku adalah anak bungsu."wah masih lama yah, kan 2 bulan lalu barusan cuti, mestinya akhir bulan desember nanti baru dapat cuti lagi. Napa yah ? " Nie ayah kayaknya sakit, mau nunggu kamu pulang cuti saja maksudnya ayah. Kayaknya ayah mau masuk rumah sakit....." ujar ayah. Aku sedikit tertahan untuk melanjutkan pembicaraan ini dan menahan agar tetap tidak sampai membocorkan kedatanganku besok ke rumah.
Aku kemudian mengalihkan pembicaraan ke lukisan abstrak yang beberapa waktu aku pesan online via internet. Kebetulan aku adalah pecinta seni lukis sejak kecil. "gimana yah, lukisannya...bagus gak...ayah pasang dimana lukisannya ?" tanyaku pada ayah. "bagus nak...bagus...ayah ampe gak tahu lukisannya mau dipasang bagaimana...soalnya gak ketahuan mana yang atas dan mana yang bawah. Nanti pas kamu pulang aja baru dipasang, sementara masih ayah taruh di kamarmu" lanjut ayah. "heheeeheee...ya namanya juga lukisan abstrak yah...tapi bisa kok keliatan mana yang atas dan bawahnya...syukurlah kalo bagus, aku jadi gak sabar pulang dan pengen ngeliat lukisannya" jawabku. Sebelum mengakhiri pembicaraanku sempat aku memastikan bahwa besok rumah gak kosong untuk menyambut kedatanganku dan saat itu aku sudah memulai perjalanan dengan bus malam menuju bandara di kota M dan kemudian melanjutkan penerbangan pagi menggunakan pesawat pertama.
Akhirnya tanggal 22 November 2010 sampai juga aku di kota M. Rumah nampak sepi, jendela dan pintu tertutup rapat, yang terlihat hanya si mio sporty yang sedang parkir di dalam garasi, motor hadiah dariku buat ayah beberapa tahun lalu. Tak biasanya motor dibiarkan di luar dan rumah ditinggalkan kosong seperti ini. Akhirnya aku mencoba menelpon ke hp kakakku, dan mendapatkan kabar kalau ayah semalam muntah muntah dan di bawa ke salah satu rumah sakit swasta di kota ini. Aku pun bergegas ke sana dengan sejumlah pertanyaan didalam benak. "tok...tok..tok...assalamualaikum...." aku langsung saja menampakkan diri di balik daun pintu kamar perawatan ayah. Aku masih berusaha becanda untuk memecah keheningan di kamar rumah sakit...Aku hampiri ayah dan mencium tangannya juga pipi kanan dan kiri...tampak ayah mengeluarkan air matanya pertanda haru dan kaget melihat kedatanganku yang mendadak...yaaah.. kali ini aku tidak memberikan surprise kedatanganku di rumah melainkan di rumah sakit...tapi gak pa2 semoga kedatanganku kali ini justru bisa membawa semangat baru buat ayah.
Hampir sepuluh hari aku menemani ayah di rumah sakit...makan...tidur..mandi..semuanya kulakukan di rumah sakit. Akhirnya terbiasa juga. Ternyata ada beberapa hal yang kerasa ribet di rumah sakit ini, hingga akhirnya aku mesti putuskan untuk melakukan pengecekan salah satu uji lab di salah satu laboratorium profesional di luar dan CT scan di salah satu rumah sakit swasta lainnya. Setelah hari ke 9 barulah semua data lab terkumpul dan didiagnosa dokter. Siang itu saat kunjungan dokter, ayah dikabarkan sudah bisa pulang hari ini. Berita yang melegakan tetapi penuh tanda tanya...dan akhirnya akupun dipanggil sebagai perwakilan keluarga walaupun ibu ada saat itu...dan kabar yang aku dapatkan membuat pikiranku bertambah kacau dan sedih...ayahku menderita hepatoma atau kanker hati...sel2 kanker itu sudah menyelimuti permukaan hatinya dan kondisinya sudah berbenjol2. Padahal nama penyakit ini baru saja hinggap dalam ingatanku, karena telah menyebabkan dipanggilnya mantan rekan kerjaku disini oleh sang Khalik beberapa bulan lalu. Penyakit yang sama sekali tidak ada dalam pikiranku bakal terjadi pada keluarga ini. Dari sisi medis sudah tidak ada lagi perlakuan yang bisa dilakukan. Saran yang aku terima dari dokter hanyalah menyenangkan hati ayah. Berikan apa yang beliau mau, tidak ada pantangan makanan buat beliau... ayah semoga ayah sabar ya... hingga saat ini beliau masih dalam pengobatan alternatif walaupun kabarnya sudah sulit untuk diobati dan hanya bisa bertahan beberapa bulan mendatang...
Maafkan aku karena tidak bisa menemani ayah saat ini karena harus memulai kerja lagi, doa selalu kupanjatkan buat kesehatan ayah. Aku berharap masih bisa mengajak ayah plesiran lagi ketika cuti berikutku tiba.
Semoga ujian ini dapat dilewati... buat ayah di seberang sana...tetap optimis...semangat dan sabar...amiiin...
---------------
Bagian 2
Saat ini memasuki bulan ke 2 masa pengobatan ayah. Bulan ini adalah bulan dimana bapak yang mengobati ayah pernah mengatakan sebelumnya kalau paling hebat ayah bisa melewati tahun baru china ini. Alhamdulillah sementara ini Allah mengatakan lain, saat ini ayah terlihat mulai membaik...walaupun aku belum bisa yakin 100%, karena belum melakukan test laboratorium lagi.
Hari ini 21 Peb 2011, kami coba membawa ke dokter spesialis yang dulu pernah merawatnya di rumah sakit hanya ingin sekedar mendapatkan surat rujukan untuk pemeriksaan laboratorium. Dan berita tak enak diperdengarkan kepada kami, sang dokter masih seperti awalnya...pesimis dan mengatakan "jangan berharap bisa sembuh" dan..."mengapa harus buang2 duit untuk pengobatan alternatif ini". Bagi kami biarlah dengan pendapat dokter, karena bukan dokter penentunya, yang kami butuhkan adalah rekomendasi dokter tentang apa saja yang mesti dicek di laboratorium. Memang dana yang dikeluarkan untuk pengobatan ayah ini termasuk mahal, tetapi kami tetap berusaha demi sebuah kesembuhan dan dengan pengharapan bisa dinyatakan sembuh secara medis.Dari jauh aku selalu berusaha untuk menghubungi dan memberikan support buat beliau. Pengobatan herbal dan refleksi masih terus dilakukan rutin tiap 2 minggu sekali...semoga cepat sembuh ayah...
Bagian 3
Hari ini tanggal 24 Peb 2011, tidur siangku dibangunkan oleh suara deringan hp. Ternyata panggilan dari kakakku yang mengabarkan hasil uji laboratorium kemarin...ya Allah berikanlah perubahan baik baginya...doaku dalam hati...ternyata Allah berkata lain, hasil labnya menunjukkan kondisi yang memburuk dibandingkan sebelumnya. Salah satu hasil cek darah adalah AFP, informasinya ini adalah indikasi kanker dalam hati. Saat beliau pertama sakit menunjukkan angka 600 tetapi saat ini 2500...masya Allah....Tertegun dan diam sambil mengambil napas perlahan dan otak ini kembali berputar. Dari seberang sana menunggu saranku....dan saranku adalah agar saat melapor ke dokternya, ayah tidak perlu untuk dibawa hanya untuk menjaga ketegaran hati beliau...dan pengobatan ini sementara tetap dilanjutkan karena cukup membantu memperkuat kondisi ayah saat ini...semoga ada jalan keluar saat keluarga disana berkonsultasi dengan bapak yang saat ini mengobati ayahku.... harapan selalu kuhembuskan dalam hati dan pikiran...hanya satu hembusan...hembusan Ilahi yang bisa mengalahkannya...ya Allah disetiap doaku selalu kupanjatkan kehadiratMu untuk kesembuhan ayah...
Bagian 4
....jika terjadi maka kesembuhan ayah adalah mukjizat... namun keyakinan bahwa semua penyakit pasti ada obatnya masih tertanam dalam palung keyakinan...semoga Allah mengabulkan doa kami....
Aku kemudian mengalihkan pembicaraan ke lukisan abstrak yang beberapa waktu aku pesan online via internet. Kebetulan aku adalah pecinta seni lukis sejak kecil. "gimana yah, lukisannya...bagus gak...ayah pasang dimana lukisannya ?" tanyaku pada ayah. "bagus nak...bagus...ayah ampe gak tahu lukisannya mau dipasang bagaimana...soalnya gak ketahuan mana yang atas dan mana yang bawah. Nanti pas kamu pulang aja baru dipasang, sementara masih ayah taruh di kamarmu" lanjut ayah. "heheeeheee...ya namanya juga lukisan abstrak yah...tapi bisa kok keliatan mana yang atas dan bawahnya...syukurlah kalo bagus, aku jadi gak sabar pulang dan pengen ngeliat lukisannya" jawabku. Sebelum mengakhiri pembicaraanku sempat aku memastikan bahwa besok rumah gak kosong untuk menyambut kedatanganku dan saat itu aku sudah memulai perjalanan dengan bus malam menuju bandara di kota M dan kemudian melanjutkan penerbangan pagi menggunakan pesawat pertama.
Akhirnya tanggal 22 November 2010 sampai juga aku di kota M. Rumah nampak sepi, jendela dan pintu tertutup rapat, yang terlihat hanya si mio sporty yang sedang parkir di dalam garasi, motor hadiah dariku buat ayah beberapa tahun lalu. Tak biasanya motor dibiarkan di luar dan rumah ditinggalkan kosong seperti ini. Akhirnya aku mencoba menelpon ke hp kakakku, dan mendapatkan kabar kalau ayah semalam muntah muntah dan di bawa ke salah satu rumah sakit swasta di kota ini. Aku pun bergegas ke sana dengan sejumlah pertanyaan didalam benak. "tok...tok..tok...assalamualaikum...." aku langsung saja menampakkan diri di balik daun pintu kamar perawatan ayah. Aku masih berusaha becanda untuk memecah keheningan di kamar rumah sakit...Aku hampiri ayah dan mencium tangannya juga pipi kanan dan kiri...tampak ayah mengeluarkan air matanya pertanda haru dan kaget melihat kedatanganku yang mendadak...yaaah.. kali ini aku tidak memberikan surprise kedatanganku di rumah melainkan di rumah sakit...tapi gak pa2 semoga kedatanganku kali ini justru bisa membawa semangat baru buat ayah.
Hampir sepuluh hari aku menemani ayah di rumah sakit...makan...tidur..mandi..semuanya kulakukan di rumah sakit. Akhirnya terbiasa juga. Ternyata ada beberapa hal yang kerasa ribet di rumah sakit ini, hingga akhirnya aku mesti putuskan untuk melakukan pengecekan salah satu uji lab di salah satu laboratorium profesional di luar dan CT scan di salah satu rumah sakit swasta lainnya. Setelah hari ke 9 barulah semua data lab terkumpul dan didiagnosa dokter. Siang itu saat kunjungan dokter, ayah dikabarkan sudah bisa pulang hari ini. Berita yang melegakan tetapi penuh tanda tanya...dan akhirnya akupun dipanggil sebagai perwakilan keluarga walaupun ibu ada saat itu...dan kabar yang aku dapatkan membuat pikiranku bertambah kacau dan sedih...ayahku menderita hepatoma atau kanker hati...sel2 kanker itu sudah menyelimuti permukaan hatinya dan kondisinya sudah berbenjol2. Padahal nama penyakit ini baru saja hinggap dalam ingatanku, karena telah menyebabkan dipanggilnya mantan rekan kerjaku disini oleh sang Khalik beberapa bulan lalu. Penyakit yang sama sekali tidak ada dalam pikiranku bakal terjadi pada keluarga ini. Dari sisi medis sudah tidak ada lagi perlakuan yang bisa dilakukan. Saran yang aku terima dari dokter hanyalah menyenangkan hati ayah. Berikan apa yang beliau mau, tidak ada pantangan makanan buat beliau... ayah semoga ayah sabar ya... hingga saat ini beliau masih dalam pengobatan alternatif walaupun kabarnya sudah sulit untuk diobati dan hanya bisa bertahan beberapa bulan mendatang...
Maafkan aku karena tidak bisa menemani ayah saat ini karena harus memulai kerja lagi, doa selalu kupanjatkan buat kesehatan ayah. Aku berharap masih bisa mengajak ayah plesiran lagi ketika cuti berikutku tiba.
Semoga ujian ini dapat dilewati... buat ayah di seberang sana...tetap optimis...semangat dan sabar...amiiin...
---------------
Bagian 2
Saat ini memasuki bulan ke 2 masa pengobatan ayah. Bulan ini adalah bulan dimana bapak yang mengobati ayah pernah mengatakan sebelumnya kalau paling hebat ayah bisa melewati tahun baru china ini. Alhamdulillah sementara ini Allah mengatakan lain, saat ini ayah terlihat mulai membaik...walaupun aku belum bisa yakin 100%, karena belum melakukan test laboratorium lagi.
Hari ini 21 Peb 2011, kami coba membawa ke dokter spesialis yang dulu pernah merawatnya di rumah sakit hanya ingin sekedar mendapatkan surat rujukan untuk pemeriksaan laboratorium. Dan berita tak enak diperdengarkan kepada kami, sang dokter masih seperti awalnya...pesimis dan mengatakan "jangan berharap bisa sembuh" dan..."mengapa harus buang2 duit untuk pengobatan alternatif ini". Bagi kami biarlah dengan pendapat dokter, karena bukan dokter penentunya, yang kami butuhkan adalah rekomendasi dokter tentang apa saja yang mesti dicek di laboratorium. Memang dana yang dikeluarkan untuk pengobatan ayah ini termasuk mahal, tetapi kami tetap berusaha demi sebuah kesembuhan dan dengan pengharapan bisa dinyatakan sembuh secara medis.Dari jauh aku selalu berusaha untuk menghubungi dan memberikan support buat beliau. Pengobatan herbal dan refleksi masih terus dilakukan rutin tiap 2 minggu sekali...semoga cepat sembuh ayah...
Bagian 3
Hari ini tanggal 24 Peb 2011, tidur siangku dibangunkan oleh suara deringan hp. Ternyata panggilan dari kakakku yang mengabarkan hasil uji laboratorium kemarin...ya Allah berikanlah perubahan baik baginya...doaku dalam hati...ternyata Allah berkata lain, hasil labnya menunjukkan kondisi yang memburuk dibandingkan sebelumnya. Salah satu hasil cek darah adalah AFP, informasinya ini adalah indikasi kanker dalam hati. Saat beliau pertama sakit menunjukkan angka 600 tetapi saat ini 2500...masya Allah....Tertegun dan diam sambil mengambil napas perlahan dan otak ini kembali berputar. Dari seberang sana menunggu saranku....dan saranku adalah agar saat melapor ke dokternya, ayah tidak perlu untuk dibawa hanya untuk menjaga ketegaran hati beliau...dan pengobatan ini sementara tetap dilanjutkan karena cukup membantu memperkuat kondisi ayah saat ini...semoga ada jalan keluar saat keluarga disana berkonsultasi dengan bapak yang saat ini mengobati ayahku.... harapan selalu kuhembuskan dalam hati dan pikiran...hanya satu hembusan...hembusan Ilahi yang bisa mengalahkannya...ya Allah disetiap doaku selalu kupanjatkan kehadiratMu untuk kesembuhan ayah...
Bagian 4
....jika terjadi maka kesembuhan ayah adalah mukjizat... namun keyakinan bahwa semua penyakit pasti ada obatnya masih tertanam dalam palung keyakinan...semoga Allah mengabulkan doa kami....